Saya selalu bertanya-tanya..
Kenapa mahasiswa lebih identik dengan pergerakan top down?
(katanya) aksi turun kejalan itu merupakan pencerminan keintelektualitasan
pergerakan mahasiswa
(katanya) dengan mengadakan aksi turun kejalan kita bisa
mencerdaskan masyarakat
Maaf.. Saya sangat berbeda pendapat untuk yang satu ini..
Menurut saya…
Oke.. Saya akui memang aksi turun kejalan juga merupakan salah satu
cara untuk mengontrol pemerintah.. kalo
gak ada yang nebeng kepentingan *upss
Tapi apa yang terjadi sekarang. Mahasiswa cenderung terlalu bersikap
anti pada aktivitas pemerintah. Terlalu tidak percaya akan kinerja pemerintah
(ya yang memang kurang bisa dipertanggungjawabkan)
Terlalu kritis tapi kurang membangun
Mahasiswa merupakan penyalur apsirasi rakyat.. yakin?
Sebelum semua pada aksi.
Ada acara diskusi sama masyarakat tentang sisi negatif dan positif
suatu permasalahan itu?
Iya musyawarah. Sesema mahasiswa yang sama-sama selalu berprasangka
buruk terhadap suatu hal -_-
Bahkan terkadang aksi turun kejalan itu berakhir tanpa solusi karena
adanya percikan emosi lokal
Solusi yang diberikan mahasiswa hanya bertitik pada aksi (kadang)
tanpa konstribusi
Mencerdaskan masyarakat? Masyarakat yang mana?
Pernah kita bertanya pada rakyat apa yang benar-benar rakyat
inginkan?
Buat apa kita turun kejalan sampai sebegitu anarkisnya sedangkan sekarang
masyarakat yang ingin dicerdaskan sudah bersahabat dengan media? Sekarang bukan
zaman orde baru yang semua media digerakkan oleh pemerintah. Sekarang era
reformasi. Masyarakat dengan tingkat pendidikan menengah keatas sudah cerdas
(bahkan mungkin lebih cerdas dari mahasiswa itu sendiri)
Masyarakat yang harusnya dicerdaskan itu seharusnya masyarakat yang
tingkat pendidikannya masih rendah. Kalo mau demo sono noh didaerah perbatasan
-_-
Gerakan top down memang penting asal tidak kehilangan sisi idealisme
yang ada. Namun sekarang keadaan bangsa semakin tidak menentu. Masyarakat membutuhkan
mahasiswa. Membutuhkan kita secara nyata. Bukan menjadi tameng tapi berjuang
bersama. Oleh karena itu, pergerakkan bottom up sangat perlu. Mahasiswa jangan hanya
memandang keatas, melainkan turun merakyat membenahi persoalan.
Saat zaman Presiden Soeharto, rakyat hidup makmur. Walaupun para
pemimpin memperkaya dirinya sendiri. Rakyat masih bisa hidup dengan baik. Kemudian
mahasiswa melakukan pergerakkan yang sangat membanggakan itu (serius. saya bangga
jadi mahasiswa karena ini). Menggulingkan masa orde baru ke masa reformasi. Tapi
sayang harapan hanya harapan. Bahkan setelah itu ada Presiden yang menjual aset
negara bukan hanya untuk kepentingan negara namun juga untuk kepentingan
pribadi (unbelivable).
Sekarang banyak para pemimpin yang bukan hanya memperkaya diri
sendiri. Apa bedanya sama masa dulu? BEDA.! Sekarang rakyat sudah kehabisan
nafas untuk bertahan hidup. Sekarang rakyat yang miskin makin miskin dan yang
kaya jadi miskin.
Penah rakyat protes sama kita atas apa semua tindakkan kita? Rakyat memahami
kita. Berusahalah memahami rakyat.! Jangan mau pergerakkan yang terjadi karena
terseret arus perpolitikan. Kita yang harus menentukan jalan pergerakkan kita
dan politiklah yang mengikuti arus kita.
Tapi sebodo amat sama yang namanya politik. Balas jasa para rakyat yang
secara tidak langsung turut membantu biaya pendidikan kita. Berani beda. Biar aja
mereka yang lain lebih memilih pergerakkan top down. Toh semua hal itu
datangnya dari nurani.
Dan hati nurani saya berkata “rakyat butuh konstribusi saya secara
nyata. dari hal kecil untuk merubah sesuatu yang besar”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar