tujuh agustus dua ribu enam, tertera
dalam diary masa kecil tentang anak laki-laki tak dikenal yang berhasil mencuri
perhatian
kenangan delapan tahun yang lalu itu
masih terekam jelas. bahkan jantung berdetak tak karuan saat mengingatnya
kembali
cinta pada pandangan pertama..
cinta pertama..
aku…
aku yang masuk ke sekolahnya hanya
untuk sejuta khayalan indah.
aku yang berlarian ke jendela
kamar setiap mendengar suara motornya hanya untuk melihatnya melintas.
aku yang mencarinya hanya untuk mengobati
rindu terpisah jarak.
aku yang memulai semua pesan
singkat hanya untuk mengetahui bagaimana keadaannya.
aku yang menggunakan segala cara
hanya untuk mendapat perhatiannya.
aku yang tak berpikir panjang
mengakui semuanya hanya untuk mengetahui isi hatinya.
aku.. iyaa aku…
aku yang masuk sekolah, saat dia
lulus.
aku yang pesan singkatnya jarang
dibalas.
aku yang bertindak bodoh dan
memalukan didepannya.
aku yang menunggu kepastian padahal
sudah tau jawabannya.
aku yang akhirnya mendapat
kepastian…
bertahun-tahun aku menunggu. yang
lain datang silih berganti, tapi dia tak terganti. hingga akhirnya dia
memastikan. kepastian yang membuatku tersenyum dan menangis disaat yang
bersamaan. kepastian yang menuntun kerealistisan.. kerealistisan yang membuat aku
berhenti menunggu sesuatu yang tidak ingin ditunggu.
“Cinta pertama itu
indah. Karena saat itu, kita mencintai tanpa syarat, polos, dan sedikit bodoh” –
Replay 1997
kamu adalah cinta pertama ku dan
aku menyukai mu di masa lampau. kamu adalah cinta pertama ku, walaupun aku
mencintai orang lain di masa depan.
aku berharap kita bertemu dengan satu
cinta dewasa yang menjadi pendamping hidup kita sampai akhir. cinta dewasa yang
pantas :)
aku tidak melupakanmu, hanya melupakan
rasa ku, kebodohan ku.
inilah akhir dari cinta pertama
ku. cinta pertama ku sudah selesai......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar